Fenomena Solstis Juni 2025: Hari Terpanjang di Belahan Bumi Utara

21 Juni 2025 – Fenomena solstis Juni kembali terjadi tahun ini, tepatnya pada Sabtu, 21 Juni 2025, dan menandai momen astronomi penting yang selalu menarik perhatian para pengamat langit. Solstis merupakan titik balik Matahari yang menyebabkan variasi panjang siang dan malam, dan pada pertengahan tahun ini, belahan Bumi utara akan mengalami siang terpanjang sepanjang tahun.

Menurut peneliti astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Dr. Luthfi Rahman, fenomena ini terjadi ketika sumbu rotasi Bumi mencapai kemiringan maksimum terhadap Matahari, membuat Matahari tampak berada di posisi paling utara dalam garis edar semu tahunan. “Inilah momen ketika Matahari berada tepat di atas garis balik utara atau Tropic of Cancer,” jelas Luthfi.

Solstis Juni memiliki dampak penting, tidak hanya bagi penanggalan astronomis, tetapi juga untuk sektor pertanian, budaya, hingga peradaban kuno. Banyak budaya di dunia merayakan titik balik musim panas ini dengan festival atau ritual yang mengacu pada keberlimpahan cahaya.

Di Indonesia sendiri, meskipun tidak terasa secara ekstrem, pengaruhnya tetap bisa diamati, terutama dalam perbedaan lama siang dan malam di wilayah Indonesia bagian utara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai perubahan iklim mikro yang bisa terjadi selama fase ini.

Fenomena solstis Juni 2025 menjadi pengingat bahwa gerak Bumi dan posisi Matahari terus membentuk siklus alami yang berdampak besar pada kehidupan di Bumi. Momen ini juga memberi peluang bagi masyarakat, khususnya pelajar dan remaja, untuk lebih mengenal sains astronomi dari sudut yang sederhana namun menakjubkan.