25 Juni 2025 – Penjualan motor listrik mengalami perlambatan selama kuartal kedua tahun ini. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakjelasan terkait insentif pemerintah. Situasi tersebut membuat konsumen menahan diri dalam pembelian, sementara produsen menunggu keputusan pasti dari pihak berwenang.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada bulan Mei 2025, angka penjualan motor listrik turun sekitar 12% dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini berlawanan dengan tren global yang justru mendorong transisi menuju energi bersih.
Menurut Yudi Hartanto, analis pasar otomotif dari lembaga riset Otomotif Center Indonesia, ketidakjelasan regulasi dan insentif sangat mempengaruhi kepercayaan pasar.
“Pembeli enggan melakukan transaksi karena menunggu kepastian dari pemerintah. Produsen pun ragu untuk meningkatkan produksi tanpa jaminan insentif yang jelas,” ungkap Yudi.
Pemerintah sendiri sebelumnya mengumumkan rencana insentif besar-besaran untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik. Namun, detail mengenai kapan dan bagaimana insentif tersebut diberlakukan belum diumumkan secara pasti, sehingga menimbulkan ketidakpastian pasar.
Sementara itu, beberapa produsen kendaraan listrik lokal berharap pemerintah segera memberikan kejelasan. Hal ini untuk menjaga momentum transisi ke energi bersih dan meningkatkan daya saing industri motor listrik dalam negeri.
“Kalau pemerintah cepat memberi kepastian, saya yakin pasar motor listrik kembali tumbuh signifikan,” tambah Yudi.
Perlambatan ini juga berpotensi memperlambat target Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060.