Golovinamari.com – Sengketa layanan transportasi menuju Machu Picchu kembali menciptakan kekacauan, yang berdampak pada ribuan turis yang terjebak. Konfrontasi yang berlangsung selama beberapa bulan ini memaksa sekitar 1.400 pengunjung untuk dievakuasi oleh otoritas setempat.
Sejak 30 tahun lalu, perusahaan bus Consettur telah menjadi satu-satunya operator yang mengantar sekitar 4.500 wisatawan setiap hari dari Aguas Calientes ke Machu Picchu. Perjalanan selama 20 menit ini menjadi alternatif utama setelah rute hiking yang curam selama dua jam. Namun, kerusuhan muncul terkait penggantian Consettur oleh perusahaan baru, San Antonio de Torontoy. Protes dari warga yang menilai proses pemilihan operator tidak transparan meningkatkan ketegangan. Blokade rel kereta terjadi pada September lalu, mengharuskan evakuasi turis dengan layanan khusus.
Warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatiran mengenai dominasi Consettur dalam layanan publik. Saat ini, tiket pulang-pergi dibandrol seharga US$24 untuk turis asing dan US$15 untuk penduduk lokal. Meskipun izin operasional Consettur telah berakhir, mereka masih beroperasi karena proses hukum yang belum selesai membuat San Antonio de Torontoy tidak dapat memulai layanan.
Di tengah situasi ini, para turis mengeluhkan akses yang rumit serta biaya tinggi yang harus dibayarkan menuju Machu Picchu. Tiket kereta termurah mencapai US$140, sementara harga tiket masuk situs adalah US$57. Wali Kota Aguas Calientes, Elvis La Torre, menyoroti pentingnya reformasi pendapatan tiket konvensional, dengan harapan lebih banyak dana dapat dialokasikan untuk peningkatan fasilitas.
Pelaku industri pariwisata mendorong pemerintah pusat untuk menyusun regulasi terpadu terkait transportasi wisata. Consettur menyatakan kesiapan untuk berbagi jalur jika izin San Antonio de Torontoy disetujui, menunjukkan itikad untuk bekerja sama di masa mendatang.