Golovinamari.com – Beberapa penyakit telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, seperti yang tercatat dalam berbagai prasasti sejarah. Malaria merupakan salah satu penyakit kuno yang sering dibicarakan, dengan catatan medis dari Tiongkok kuno pada tahun 270 SM yang mencatat gejala demam tertian dan quartan, serta pembesaran limpa. Pada masa itu, malaria sering kali dihubungkan dengan kepercayaan akan campur tangan iblis.
Ge Hong, seorang pemikir medis pada tahun 340 M, memberikan solusi pengobatan tradisional dengan menggunakan apsintus manis. Penemuan ini memberikan inspirasi bagi ilmuwan Tiongkok, Tu Youyou, yang pada 1970-an berhasil mengisolasi artemisinin, senyawa antimalaria yang memberinya Hadiah Nobel pada 2015. Saat ini, terapi kombinasi artemisinin direkomendasikan oleh WHO sebagai pengobatan utama untuk malaria falciparum yang tidak rumit, jenis malaria paling mematikan.
Selain malaria, tuberkulosis (TB) juga memiliki catatan sejarah yang panjang, ditemukan melalui sisa-sisa kerangka berusia 9.000 tahun di Atlit Yam, Israel, serta pada mumi Mesir kuno. Hippocrates menyebut TB sebagai “phthisis,” suatu penyakit yang sangat membahayakan, terutama bagi orang berusia antara 18 hingga 35 tahun, menunjukkan pemahaman ancaman yang sama dengan data modern.
Kusta dan trakoma juga tercatat dalam sejarah. Kusta ditemukan pada kerangka manusia berusia 4.000 tahun di India, dan trakoma telah identifikasi dalam tulisan medis Mesir kuno sekitar 1600 SM. Papirus yang ditemukan menampilkan banyak gejala penyakit ini, termasuk penglihatan kabur yang berhubungan dengan kebutaan.
Penyakit-penyakit ini menunjukkan bagaimana kearifan medis dan pengobatan tradisional telah berkontribusi terhadap penanganan penyakit yang berlanjut hingga saat ini, mendasari terobosan medis modern dalam kesehatan masyarakat.