Golovinamari.com – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan situasi memprihatinkan mengenai tutupan hutan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Bali. Menurutnya, perubahan fungsi lahan yang berlangsung sejak 2015 menyebabkan hilangnya tutupan hutan seluas 459 hektare, yang memiliki dampak signifikan bagi ekosistem pulau kecil ini.
Dalam konferensi pers setelah rapat koordinasi penanganan banjir besar di Denpasar, Sabtu lalu, Hanif menjelaskan bahwa permasalahan ini telah berlangsung lama, dengan konversi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian dan permukiman. Salah satu contoh yang disorot adalah DAS Ayung, yang kini hanya memiliki sekitar 3 persen tutupan hutan, jauh di bawah standar ideal 30 persen untuk pengendalian aliran air.
Dia menekankan bahwa lansekap perubahan ini sudah terjadi sebelum kepemimpinan Gubernur Wayan Koster, namun saat ini kondisi semakin mendesak. Sebagai respons atas bencana banjir baru-baru ini, Kementerian Lingkungan Hidup bersama Pemprov Bali berkomitmen untuk mengembalikan fungsi DAS agar lebih tahan terhadap bencana hidrometeorologi di masa depan.
Hanif juga mengingatkan tentang adanya kemungkinan meningkatnya frekuensi kejadian serupa akibat perubahan iklim global. Ia menyoroti pentingnya langkah-langkah reforestasi, revegetasi, serta pengawasan atas konversi lahan yang tidak perlu.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan komitmennya untuk menelusuri sumber masalah, termasuk indikasi penggundulan hutan dan berkurangnya resapan air di sungai. Pemprov Bali bertekad untuk menjadikan bencana ini sebagai pelajaran dalam menjaga kelestarian alam untuk memastikan masa depan yang lebih baik.