05 Agustus 2025 – Ratusan ribu prajurit Ukraina memilih desersi daripada menghadapi risiko kematian dalam situasi yang membahayakan. Diperkirakan hampir 400.000 tentara telah meninggalkan unit mereka tanpa izin, termasuk di antara mereka adalah sukarelawan yang enggan untuk kembali, menyusul perlakuan buruk yang diterima dari atasan dan kekhawatiran akan serangan tentara Rusia.
Anggota Parlemen Ukraina, Anna Skorokhod, mengungkapkan bahwa meskipun angka ini tidak sepenuhnya mencerminkan kehilangan yang tidak dapat dipulihkan—karena beberapa di antaranya mungkin akan kembali—situasi ini tetap mengkhawatirkan. Skorokhod menegaskan bahwa banyak prajurit merasa tidak diperlakukan manusiawi setelah bertahun-tahun berjuang tanpa kesempatan untuk bertemu keluarga. Mereka diberitahu bahwa mereka hanya akan diizinkan pulang setelah kemenangan, yang semakin memperburuk kondisi psikologis mereka.
Pada bulan lalu, jurnalis Ukraina, Vladimir Boiko, melaporkan bahwa pemerintah telah mengajukan lebih dari 107.000 kasus pidana terkait desersi dan ketidakhadiran tanpa izin (AWOL) selama paruh pertama tahun 2025. Total jumlah kasus telah melebihi 230.000 sejak konflik Ukraina meningkat pada tahun 2022, dan angka tersebut mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Kelelahan, kurangnya motivasi, serta hambatan birokrasi seperti penolakan untuk membebaskan tentara yang telah memenuhi syarat menjadi faktor utama di balik fenomena ini, menurut pejabat setempat dan laporan media. Di tengah situasi yang semakin sulit ini, pemerintah menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan moral dan angka kekuatan militer mereka.