Golovinamari.com – Kisah Ilija Spasojevic menjadi sorotan dalam dunia sepak bola Indonesia, menunjukkan contoh loyalitas seorang pemain terhadap klubnya. Penyerang yang kini bermain untuk Bhayangkara FC ini mengenang momen ketika dirinya berjuang untuk membela Persib Bandung pada turnamen Piala Presiden 2015, meskipun tanpa jaminan gaji maupun fasilitas.
Dalam wawancara yang dilaksanakan baru-baru ini, Spasojevic mengungkapkan kekhawatirannya saat rekan-rekannya mulai dipanggil berlatih, sementara ia belum menerima kabar dari pelatih Persib saat itu, Djadjang Nurdjaman. “Saya telepon teman-teman di Persib, mereka bilang akan mulai latihan. Saya menunggu panggilan dari coach Djanur, tetapi tidak ada,” tutur Spasojevic.
Setelah merasa penasaran, Spasojevic akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi Djanur. Ternyata, pelatih belum memanggilnya bukan karena masalah teknis, melainkan karena kondisi finansial klub yang sedang sulit. Persib tidak dapat menawarkan gaji, tempat tinggal, atau kendaraan bagi pemain pada saat itu. Djanur menjelaskan, “Saya sangat suka kamu, Spaso, tetapi saya malu. Tidak ada gaji dan fasilitas, saya tidak tahu apakah kamu bersedia bermain.”
Walaupun situasi yang sulit, Spasojevic menunjukkan totalitasnya dengan memilih untuk tetap membela tim kesayangannya. Ia mengakui, meskipun Persib tidak bisa menyediakan akomodasi dan kendaraan, hal tersebut tidak menghentikannya untuk berpartisipasi di Piala Presiden 2015. Komitmen dan dedikasinya di tengah tantangan ini menjadi pelajaran mengenai loyalitas dalam dunia sepak bola.