17 July 2025 – Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengumumkan bahwa insentif bagi anak-anak yang dinamai Nyoman dan Ketut, sebagai bagian dari tradisi Hindu Bali, akan mulai diberikan pada tahun 2026. Pernyataan ini disampaikan dalam acara penutupan Bulan Bung Karno pada 1 Juli 2025.
Koster menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga kelangsungan generasi penerus Bali, mengingat penurunan jumlah anak-anak bernama Nyoman dan Ketut akibat tren keluarga yang hanya memiliki dua anak. Dalam rencananya, insentif akan dimulai saat ibu hamil anak ketiga dan keempat, dengan perawatan kesehatan khusus untuk ibu dan janin.
Setelah kelahiran, pemerintah juga akan memberikan bantuan sosial berupa beras, telur, dan susu untuk memastikan gizi anak-anak. Lebih lanjut, biaya pendidikan untuk anak-anak ini, mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah, akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Koster menambahkan bahwa bagi keluarga kurang mampu, biaya pendidikan tinggi juga akan ditanggung melalui program “satu keluarga satu sarjana.”
Koster menjelaskan bahwa insentif yang akan diberikan bukan berupa uang tunai, tetapi berupa program pendidikan dan kesehatan yang sedang dirumuskan. Saat ini, pertumbuhan penduduk Bali berada di angka 0,66 persen per tahun, lebih lambat dibandingkan dengan angka rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia yang mencapai 1,04 persen.
Koster menegaskan pentingnya menjaga tradisi nama Nyoman dan Ketut yang, jika tidak diperhatikan, dapat punah. Dia pun menyatakan bahwa jika kondisi ini tidak diatasi, nama-nama tersebut mungkin hanya akan tinggal dalam museum.