Golovinamari.com – Stimulus ekonomi nasional perlu difokuskan secara spesifik kepada wilayah Sumatra yang terdampak bencana, agar dapat efektif mendorong daya beli masyarakat. Hal ini disampaikan Mervin Goklas Hamonangan, peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, pada Minggu (14/12/2025). Ia menekankan pentingnya pemulihan pascabencana yang menjadi prioritas untuk menghindari kemunduran ekonomi yang serius.
Sumatra, yang merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa, mengalami dampak signifikan dari bencana yang menggerus daya beli masyarakat. Kontribusi PDB wilayah ini mencapai 22,20%, dan pertumbuhan ekonominya tercatat 4,96% pada kuartal II 2025. Mervin menyoroti bahwa stimulus yang ada harus diarahkan khusus ke wilayah ini supaya konsumsi dapat bertahan pada jalur positif.
Dalam rencana pemerintah untuk periode Natal dan Tahun Baru 2025, stimulus akan mencakup diskon besar-besaran pada transportasi dan insentif untuk UMKM. Mervin meramalkan sektor transportasi dan perdagangan akan menjadi yang pertama merasakan dampak positif dari stimulus tersebut.
Ajib Hamdani dari Asosiasi Pengusaha Indonesia juga menambahkan bahwa daerah bencana memerlukan bantuan jaring pengaman sosial, terutama bantuan tunai. Pemulihan infrastruktur menjadi penting untuk mengembalikan ekosistem ekonomi yang terganggu.
Dengan perhatian pemerintah yang lebih besar kepada daerah terdampak, diharapkan ada peningkatan dalam aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat, serta kemampuan sektor usaha untuk bangkit kembali secara efisien. Kebijakan yang mendukung perekonomian berbiaya rendah juga dinilai krusial untuk mengoptimalkan efektivitas stimulus.