Golovinamari.com – Pemerintah Indonesia mengklaim telah mencapai swasembada pangan dalam waktu satu tahun di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Capaian ini terwujud meskipun terdapat tantangan cuaca ekstrem dan dinamika pasar global, lebih cepat dari estimasi awal yang memerlukan empat tahun.
Kementerian Pertanian (Kementan) menjalankan sejumlah kebijakan strategis untuk mendorong modernisasi sektor pertanian. Kebijakan tersebut mencakup peningkatan produksi, perbaikan tata kelola, serta penanganan praktik mafia pangan yang merugikan petani dan negara. Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pencapaian swasembada ini didorong oleh 18–19 Instruksi Presiden yang bertujuan mendukung kebijakan di sektor pangan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras Indonesia mencapai 31 juta ton hingga Oktober 2025, sementara kebutuhan konsumsi dirawat di angka 27,3 juta ton. Hal ini menciptakan surplus beras sebesar 3,7 juta ton, salah satu yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Dukungan hukum juga penting; dalam setahun terakhir, Kementan serta aparat penegak hukum mengungkap berbagai praktik curang, termasuk distribusi pupuk palsu yang merugikan petani.
Modernisasi di sektor pertanian diimbangi dengan kebijakan irigasi yang diperbaiki serta penyediaan pupuk berkualitas. Kenaikan harga pembelian gabah menjadi Rp6.500 per kilogram memberikan dampak positif bagi pendapatan petani, yang diperkirakan meningkat hingga Rp120 triliun.
Pemerintah juga mengembangkan kawasan food estate seluas 3 juta hektare yang berpotensi menghasilkan 20 hingga 45 juta ton beras per tahun. Rencana ini diharapkan menciptakan daya tarik bagi generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Dengan demikian, pemerintah optimis dapat mengamankan ketahanan pangan dan mewujudkan ambisi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.