Golovinamari.com – Mesir telah mengerahkan ribuan pasukan ke Gurun Sinai sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat keamanan perbatasan nasional. Langkah ini dinyatakan sesuai dengan perjanjian damai yang ditandatangani dengan Israel pada tahun 1979. Tindakan tersebut menimbulkan kepanikan di pihak Israel, yang mendesak pemerintah AS untuk menekan Mesir agar mengurangi jumlah pasukan yang dikerahkan di wilayah tersebut.
Sebuah laporan dari media AS, Axios, mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah meminta Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, untuk menanggapi penumpukan militer ini, yang dianggapnya sebagai pelanggaran perjanjian damai. Menurut Dinas Informasi Negara Mesir (SIS), pengiriman pasukan tersebut bertujuan untuk melindungi perbatasan dari ancaman terorisme dan penyelundupan, yang telah dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam perjanjian.
Dinas tersebut menegaskan komitmennya untuk melestarikan kesepakatan tersebut dan menyatakan bahwa Mesir tidak pernah melanggar persyaratan perjanjian. Perjanjian Camp David, yang mengatur status kawasan Sinai, membagi wilayah tersebut menjadi sejumlah zona militer dengan batasan yang ketat mengenai jumlah pasukan dan persenjataan yang diizinkan bagi kedua negara.
Selain itu, Mesir menegaskan kembali penolakannya terhadap setiap upaya perluasan operasi militer di Jalur Gaza serta penggusuran warga Palestina dari tanah mereka. Melalui langkah ini, Mesir menunjukkan tekadnya untuk menjaga stabilitas kawasan sekaligus menghormati komitmennya terhadap perjanjian internasional.