Golovinamari.com – Indonesia saat ini memiliki 340 juta ton cadangan pasir silika, bahan baku utama yang diperlukan dalam produksi semikonduktor. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, di mana Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, menjelaskan pentingnya bahan baku tersebut untuk mendukung pengembangan industri chip di dalam negeri.
Nezar menekankan bahwa Indonesia harus menghentikan praktik mengekspor bahan mentah untuk diolah di luar negeri. Dia menyebutkan perlunya melakukan downstreaming dan mineralisasi agar Indonesia dapat berpartisipasi dalam rantai pasok global. “Kita harus fokus pada pengembangan industri dalam negeri untuk hasil yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam konteks pengembangan kecerdasan buatan (AI), Nezar menyebutkan adanya strategi yang telah disusun oleh pemerintah, yang terbagi dalam tiga horizon. Pada jangka pendek 2025–2027, rencana tersebut akan difokuskan pada penguatan tatakelola ekosistem, pencetakan 100.000 talenta AI setiap tahun, serta pembangunan infrastruktur pusat data berdaulat.
Nezar menegaskan bahwa talenta digital dan infrastruktur adalah dua pilar utama yang saling terkait dalam upaya mengembangkan AI nasional. Ia menambahkan bahwa strategi harus disusun dengan cermat, apakah pembangunan talenta akan dilakukan bersamaan dengan infrastruktur, atau fokus pada salah satu aspek terlebih dahulu.
Namun, Nezar juga mengakui bahwa infrastruktur yang ada saat ini masih belum memadai, terutama dari sisi industri hulu. Tanpa adanya industri strategis yang terintegrasi, seperti di sektor semikonduktor, potensi Indonesia dalam industri teknologi masih jauh dari optimal.