Golovinamari.com – Bencana hidrometeorologi yang melanda 13 daerah di Sumatera Utara telah menimbulkan dampak serius, dengan total 123 korban ditemukan hingga kini, termasuk 47 di antaranya meninggal dunia. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, menjelaskan bahwa bencana ini terjadi dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh siklon tropis yang memengaruhi cuaca di wilayah tersebut.
Dari total korban, sembilan orang masih dilaporkan hilang, sementara 67 orang mengalami luka, baik berat maupun ringan. Sebagian besar korban berasal dari Tapanuli Selatan, yang mencatatkan jumlah tertinggi dengan 73 korbannya, di mana 15 orang meninggal, dan 58 luka-luka. Selain itu, Humbang Hasundutan dan Sibolga juga mencatatkan jumlah korban, dengan masing-masing 5 dan 17 kematian.
BPBD mencatat bahwa 13 kabupaten dan kota di Sumut terdampak, termasuk Langkat, Mandailing Natal, dan Deli Serdang dengan total pengungsi mencapai ribuan di berbagai lokasi. Di Tapanuli Selatan, jumlahnya mencapai 3.000 jiwa, disusul Mandailing Natal dengan 776 kepala keluarga.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menyatakan bahwa cuaca ekstrem tersebut merupakan dampak dari Siklon Tropis Senyar yang sejak 21 November lalu mulai terbentuk di perairan timur Aceh. Hujan lebat yang terjadi setiap hari menyebabkan potensi banjir dan tanah longsor meningkat, dengan kelembapan udara yang sangat tinggi.
Pemerintah daerah berupaya untuk menangani situasi ini, termasuk menurunkan tim dan peralatan ke daerah yang terdampak. Ke depan, penanganan bencana akan terus dilakukan untuk meminimalkan dampak dan membantu para korban.