Delapan Hari Perubahan Hidup di Pesantren Al Khoziny

Golovinamari.com – Tim Search and Rescue (SAR) gabungan menghadapi kondisi yang sulit dan menegangkan di lokasi runtuhnya bangunan empat lantai Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Bangunan tersebut runtuh pada Senin, 29 September, saat santri sedang melaksanakan salat Ashar, menimbulkan sejumlah korban.

Selama proses evakuasi, tim SAR, yang terdiri dari 375 personel, termasuk relawan sipil, bekerja di bawah reruntuhan beton yang berat dan dalam kondisi medan yang berbahaya. Mereka harus berhati-hati, mengingat ada risiko struktur yang semakin rapuh dapat mengancam keselamatan mereka dan korban yang terjebak. Tim menghadapi tantangan mental dan fisik, tertekan oleh ekspektasi keluarga korban serta sorotan publik.

Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emi Freezer, menyampaikan bahwa beberapa santri ditemukan masih hidup di bawah puing-puing, meskipun ruang gerak mereka semakin menyempit akibat penurunan struktur bangunan. Dalam fase “golden time” 72 jam, tim berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan korban, meski alat berat tidak dapat digunakan karena risiko tambahan terhadap keselamatan.

Untuk mencapai target evakuasi, tim menggunakan peralatan manual, termasuk mesin bor dan alat pemotong portable, guna membuat terowongan kecil menuju titik-titik keberadaan korban. Di bawah pengawasan ahli konstruksi, mereka berhasil menjangkau dan mengevakuasi beberapa korban dari keadan yang sulit. Proses yang dramatis ini mencerminkan upaya dan ketulusan tim SAR dalam melaksanakan tugas mulia mereka, meskipun di tengah tekanan berat yang mereka hadapi.