Golovinamari.com – Demo besar mengguncang Prancis pada Sabtu, di mana ribuan warga memprotes dan menuntut pengunduran diri Presiden Emmanuel Macron. Aksi tersebut berlangsung di ibu kota, Paris, dan menyoroti meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah saat ini.
Partisipasi publik dalam demonstrasi ini mencerminkan penurunan kepercayaan yang signifikan terhadap Macron, yang telah menjabat sejak 2017. Menurut hasil jajak pendapat terbaru, sekitar 80% warga Prancis menyatakan ketidakpercayaan kepada presiden. Kondisi ini disebabkan oleh defisit anggaran yang kian membengkak dan berbagai kebijakan keuangan yang dianggap merugikan masyarakat.
Pejabat pemerintah, termasuk Perdana Menteri Francois Bayrou, juga turut menjadi sasaran kritik, dengan tingkat kepercayaan terhadapnya merosot hingga ke level terendah. Para demonstran dalam aksi tersebut membawa plakat dengan pesan-pesan seperti “Mari kita hentikan Macron, mari kita hentikan perang” dan mendukung gerakan “Frexit,” istilah yang digunakan untuk menyerukan keluarnya Prancis dari Uni Eropa.
Aksi protes ini mencerminkan emosi mendalam dan ketidakpuasan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap langkah-langkah pemerintah. Demonstrasi berlangsung dengan intensitas tinggi, menunjukkan bahwa isu-isu ekonomi dan kebijakan politik menjadi fokus utama dari kemarahan publik. Para aktivis berharap bahwa tekanan ini akan memicu perubahan signifikan dalam kepemimpinan politik Prancis.
Sebagai penutup, situasi politik di Prancis menunjukkan ketidakpastian yang terus berkembang, sementara demonstrasi semakin sering terjadi sebagai bentuk ekspresi hak demokrasi masyarakat.