Site icon golovinamari.com

Bumi Semakin Hijau, Namun Tanah Terus Mengering

[original_title]

Golovinamari.com – Penghijauan global menjadi fenomena yang menarik perhatian, terutama ketika terlihat dari luar angkasa. Data satelit menunjukkan bahwa permukaan bumi semakin hijau dibandingkan generasi sebelumnya, dengan penambahan luas vegetasi di berbagai belahan dunia sejak awal tahun 1980-an. Namun, analisis terbaru menyajikan gambaran yang lebih kompleks, di mana pertumbuhan tanaman disertai dengan kebutuhan air yang lebih tinggi.

Sebuah studi komprehensif yang dimulai pada tahun 1982 mengamati hubungan antara pertumbuhan vegetasi dan kelembapan tanah. Hasilnya, sekitar dua pertiga lahan bervegetasi di dunia mengalami peningkatan pada periode tersebut, tetapi hampir separuhnya mengalami pengurangan kelembapan di bawah permukaan tanah. Pola ini sangat terlihat di Afrika Tengah, Asia Tengah, dan wilayah Eropa utara, di mana cuaca tidak menentu dan gelombang panas sering terjadi.

Pada saat yang sama, beberapa daerah, termasuk Amerika Utara dan Semenanjung India, menunjukkan fenomena kebalikan, yaitu peningkatan kelembapan yang bersamaan dengan vegetasi. Secara umum, pertumbuhan tanaman yang signifikan secara alamiah meningkatkan kebutuhan air. Proses fotosintesis pada tanaman mengakibatkan penguapan air, yang pada gilirannya menguras kelembapan tanah, terlebih di wilayah dengan curah hujan yang minim.

Di saat cadangan kelembapan tanah berkurang, tantangan muncul dalam bentuk kebutuhan irigasi yang meningkat dan penurunan aliran sungai. Ini mempengaruhi ekosistem, termasuk risiko kebakaran hutan dan invasi spesies yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, strategi penghijauan yang lebih cerdas diperlukan, seperti pemilihan tanaman tahan kering dan penanaman yang tepat. Meskipun bumi terlihat hijau dari luar angkasa, realitas di permukaan menyuguhkan tantangan yang jauh lebih kompleks.

Exit mobile version