Golovinamari.com – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menegaskan pentingnya arsip bencana sebagai bagian dari memori kolektif bangsa untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pemulihan di masa depan. Kepala ANRI, Mego Pinandito, menyatakan bahwa arsip bencana tidak hanya mendokumentasikan peristiwa, tetapi juga mencatat proses penanganan dan kebijakan yang diambil selama situasi krisis.
Kegiatan ini disampaikan setelah pembukaan Festival Memori Kolektif Bangsa (MKB) 2025 di Jakarta. Mego mencontohkan arsip tsunami Samudera Hindia 2004 yang memberikan pelajaran berharga. ANRI, bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini merawat dokumen penting seperti peta, seismogram, serta foto dan video terkait tsunami.
Dokumen tersebut dijamin dalam perawatan yang baik oleh pemerintah untuk memastikan bahwa fungsinya sebagai sumber pembelajaran tetap terjaga. Mego juga berharap pemanfaatan arsip ini dapat diperluas kepada pembuat kebijakan, akademisi, dan masyarakat umum. Pengarsipan diharapkan juga mencakup bencana banjir bandang yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara pada 25 November, yang memberikan kerusakan signifikan.
ANRI berencana mengumpulkan dokumen terkait bencana ekologis tersebut bersama kementerian dan lembaga lainnya untuk mengevaluasi respons darurat dan mempercepat proses pemulihan. Mego menegaskan bahwa arsip bukan sekadar dokumen masa lalu, tapi juga menjadi sumber pengetahuan yang penting untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Festival MKB 2025 diadakan untuk merawat ingatan nasional dan menggugah generasi mendatang melalui arsip sebagai warisan dokumenter. Acara ini juga menampilkan diskusi publik mengenai berbagai jenis arsip, termasuk arsip banjir Batavia dan jejak perpindahan ibu kota negara.