Jakarta – Dalam upaya menekan penularan Hepatitis B, deteksi dini dan vaksinasi yang efektif telah terbukti mampu menurunkan angka penularan hingga 95 persen. Langkah ini menjadi krusial mengingat hepatitis B adalah salah satu virus yang dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kanker hati.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa pendidikan dan kesadaran tentang hepatitis B perlu ditingkatkan, terutama di kalangan ibu hamil dan orang tua. Data terbaru menunjukkan bahwa 279 bayi di Indonesia positif terinfeksi Hepatitis B, yang sering kali berasal dari penularan ibu ke anak saat lahir. Oleh karena itu, program vaksinasi sejak dini menjadi sangat penting.
“Sebagai bagian dari upaya nasional untuk mencapai Indonesia bebas hepatitis pada tahun 2030, kami mendorong semua pihak untuk berperan aktif dalam deteksi dan vaksinasi,” ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi, selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan. Ia menambahkan, akses terhadap vaksinasi harus diperluas, terutama di daerah-daerah yang minim layanan kesehatan.
Hepatitis B sering kali disebut sebagai “silent killer” karena banyak penderitanya yang tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi komponen penting dalam menanggulangi penyebarannya. Pemerintah pun berencana menggalang kerjasama dengan berbagai lembaga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan jumlah kasus hepatitis B di Indonesia dapat menurun signifikan, menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari penyakit berbahaya ini. Penanggulangan hepatitis B tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan bersama.