Site icon golovinamari.com

Bisnis Properti Pertama di Indonesia oleh Raja Mangkunegara IV

Solo – Bisnis properti pertama di Indonesia dimulai oleh Raja Mangkunegara IV, yang dikenal juga dengan nama Sudira. Dalam upaya memperkuat ekonomi Kesultanan Mangkunegaran, ia mengambil langkah strategis dengan memasuki sektor perumahan pada abad ke-19. Langkah ini terinspirasi oleh kebutuhan orang Belanda yang tinggal sementara di Jawa, yang lebih memilih menyewa ketimbang membeli rumah.

Raja Mangkunegara IV, lahir pada 3 Maret 1811, mencermati tren ini dan membeli tanah kosong di wilayah Pendrikan, Semarang, yang kemudian dibangun menjadi perumahan modern. Proses pembangunan selesai pada 1874, dengan pengelolaan dipercayakan kepada cucunya, Raden Mas Gondosunaryo, sebagai penagih sewa. Rumah-rumah tersebut segera diminati oleh penyewa, terutama orang Belanda dan Indo-Belanda yang bekerja di Semarang, menandai pengakuan Mangkunegara IV sebagai pengusaha properti visioner di Indonesia.

Selain bisnis properti, beliau terlibat dalam usaha tambak ikan bandeng, mengubah tanah kosong menjadi kolam yang disewakan kepada petani. Bisnis utamanya adalah industri gula, dengan dua pabrik gula, Colomadu (didirikan 1861) dan Tasikmadu (didirikan 1871), yang menghasilkan ribuan pikul gula per tahun, diekspor hingga ke Singapura dan Maluku. Menurut sejarawan Wasino, kekayaan yang diperoleh dari berbagai usaha ini mencapai 25 juta gulden, setara dengan Rp1 triliun dalam perhitungan saat ini, menjadi pondasi kekayaan Kesultanan Mangkunegaran hingga enam generasi.

Langkah investasi Mangkunegara IV, yang mematahkan tradisi raja Jawa dengan menyerahkan pengelolaan bisnis kepada ahli seperti R. Kamp (Jerman) dan mendapat dukungan Be Biauw Tjwan (Mayor Cina), memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi lokal. Keuntungan bisnis juga digunakan untuk membiayai infrastruktur seperti bendungan Tirta Swara dan Tambak Agung. Keberhasilannya menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia pada masanya, menampilkan keahlian dan kewirausahaan yang hingga kini menjadi teladan dalam dunia bisnis.

Exit mobile version