06 Agustus 2025 – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12 persen pada kuartal II tahun 2025. Menanggapi hasil tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa angka ini mencerminkan kekuatan perekonomian Indonesia, menempatkannya di posisi yang kompetitif di antara negara-negara ASEAN dan G20. Dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta pada 5 Agustus 2025, Airlangga optimis bahwa target pertumbuhan 5,2 persen untuk semester kedua dapat dicapai.
Airlangga menjelaskan, pertumbuhan Indonesia hanya kalah dari Tiongkok yang mencatat 5,2 persen, sementara negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura masing-masing tumbuh 4,50 persen dan 4,30 persen. Angka tersebut juga lebih tinggi daripada Amerika Serikat, yang mengalami pertumbuhan hanya 2,00 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menambahkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai Rp 5.947 triliun atas dasar harga berlaku. Walaupun menyampaikan pertumbuhan positif pada hampir semua komponen pengeluaran, Edy mencatat bahwa konsumsi pemerintah mengalami penurunan sebesar 0,33 persen. Sebaliknya, konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 54,25 persen terhadap PDB, tumbuh 4,97 persen, menunjukkan adanya permintaan domestik yang relatif kuat.
Namun, tidak semua pihak sependapat dengan angka pertumbuhan yang diumumkan. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, meragukan akurasi data BPS, seperti pertumbuhan industri pengolahan dan konsumsi rumah tangga yang tidak sejalan dengan kondisi nyata di lapangan, termasuk adanya PHK massal. Bhima mendesak BPS untuk menjelaskan metodologi pengumpulan data tersebut agar transparansi dapat terjaga.